Pataka Eja
No Result
View All Result
  • Login
  • Beranda
  • Cakrawala
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Sastra
    • Puisi
    • Prosa
  • Liputan
    • Warta
    • Liputan Khusus
  • Kirim Artikel
Pataka Eja
  • Beranda
  • Cakrawala
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Sastra
    • Puisi
    • Prosa
  • Liputan
    • Warta
    • Liputan Khusus
  • Kirim Artikel
No Result
View All Result
  • Login
Pataka Eja
No Result
View All Result
Home Warta

Pemuda Soroti Penebangan Pohon Ikonik Pacco-Pacco oleh DLH Gowa di Malino, Desak Pemerintah Bertanggungjawab

Muhammad Sahran by Muhammad Sahran
17 Oktober 2025
in Warta
0
Img 20251016 Wa0000

Gowa – Warga Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, geram atas penebangan dua pohon ikonik Pacco-Pacco oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gowa, Sulawesi Selatan.

Aksi ini dilakukan tanpa sosialisasi atau persetujuan warga, sehingga menuai protes. Pohon yang menjadi kebanggaan masyarakat dan daya tarik wisata itu ditebang secara sepihak.

Nuzul Muzawir, pemuda Kecamatan Tinggimoncong, menyoroti tindakan DLH Gowa.

Menurutnya pemerintah hanya asal tebang tanpa memperhatikan aspek sejarahnya, apalagi minimal komunikasi dengan masyarakat setempat.

Seperti diketahui bahwa pohon Pacco-Pacco di Malino ini merupakan peninggalan era Belanda ini memiliki nilai sejarah. Selain menjadi ikon Malino, pohon ini juga merupakan bagian dari identitas visual kawasan wisata.

Nuzul menilai penebangan ini mencederai semangat pelestarian lingkungan. Bahkan, pohon ini dikenal sebagai spot foto favorit para wisatawan.

“Ini memprihatinkan. Apa yang dilakukan DLH Gowa mencerminkan minimnya pemahaman pemerintah terhadap kelestarian lingkungan setempat,” ujar Nuzul, pada Kamis (16/10/2025).

“Apalagi ini dinasnya adalah Lingkungan Hidup, lah kok, main tebang-tebang pohon tanpa memperhatikan aspek lainnya,” ia menambahkan.

Sehingga, kata Nuzul, ini menjadi catatan buruk yang dilakukan pemerintah kabupaten Gowa khususnya DLH Gowa.

Ia menegaskan pohon tersebut merupakan bagian dari ekosistem ekologis.

“Sama pohon tersebut merupakan ekosistem ekologis, penyanggah tanah dan pohon hias sesuai karakter kota Malino sebagai kota bunga,” katanya.

Menurutnya keindahan Malino terancam jika penebangan serupa terus terjadi.

“Pohon itu tidak mengganggu. Bahkan jadi spot foto favorit wisatawan. Kalau terus begini, keindahan Malino bisa hilang satu per satu,” katanya.

Ia mendesak pemerintah dalam hal ini DLH Gowa bertanggungjawab atas tindakan tersebut.

“Kami sebagai masyarakat di sana (Malino) geram dengan tindakan asal tebang pohon oleh DLH. Pemerintah harus bertanggungjawab,” tegasnya.

Ia menduga penebangan ini dilakukan untuk kepentingan pribadi atau proyek tertentu. Warga menilai tindakan DLH Gowa tidak transparan dan merugikan masyarakat.

“Kami menuntut kejelasan mengenai alasan penebangan pohon yang berfungsi sebagai penyangga tanah itu,” pungkas Nuzul.

ShareTweetShareSendSend

Artikel Lainnya

Whatsapp Image 2024 11 07 At 00 18
Warta

Mahasiswa FDK UINAM Laksanakan PPL di Disperindag Kabupaten Gowa

7 November 2024
15
Img
Warta

Petani Batulapisi Dituduh Melakukan Penyerobotan Lahan, Warga Geruduk Polres Gowa

6 Agustus 2024
103
Whatsapp Image 2025 08 04 At 01 38
Warta

Warga Borongloe Bangun Pos Ronda, Respon Maraknya Pencurian

4 Agustus 2025
246
Mayat Wanita Yang Ditemukan Di Sawah Di Gowa Dievakuasi
Warta

Kader HIPMA GOWA Ditemukan Meninggal Dunia di Pinggiran Sawah, Dugaan Sementara Korban Pembunuhan.

21 Januari 2025
2.4k

Rubrik

Esai Liputan Khusus Opini Prosa Puisi Resensi Uncategorized Warta
Pataka Eja

© Dari Narasi Menuju Aksi

Lebih lanjut

  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Kirim Artikel

Ikuti kami

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Login
  • Beranda
  • Cakrawala
    • Opini
    • Esai
    • Resensi
  • Sastra
    • Puisi
    • Prosa
  • Liputan
    • Warta
    • Liputan Khusus
  • Kirim Artikel

© Dari Narasi Menuju Aksi