Diksi di Malam Hari
langkah kita pernah jejaki suasana kota
;melangkah sejauhnya kelilingi gedung—Gedung yang menjulang langit
rangkak kerangka tubuh menyusuri kota
ketika itu, kita kuyup dihujani dedaunan
daun—daun melayang bersama tiup;tiup angin
dedaunan tergeletak di tepian jalan mengemis pungut
kau terpulas bersama diksi menjaku
#suasana malam direndam kabut yang pekat
tubuh;tubuh pepohon diguyur tangisan langit;
lagu kumpulan nada meminang suara
hingga malam hilang, sejauh entah
*
Diksi di Malam Hari 2
Suasana siang perlahan direndam kabut putih yang pekat dan memikat
tubuh; tubuh pepohon diguyur tangisan langit—yang sengit memancar, memancur
dedaun berserakan di tepi jalan, cahaya saling letak setengah sadar
sementara kulihat mentari di atas gedung itu
;bayang-bayang sejumlah nyawa berkeliaran di jalanan seindah nada
kusambut kenangan bagai menyambut harapan yang siap digenggam
lagu kumpulan irama pelan—pelan menimang suara-suara kerinduan
kuingat; ingat bayang wajahmu yang terkubur lalu
Jejak kita dahulu melelehi senyuman
melangkah memutarkan gedung-gedung yang tegap dan menjulang langit
rangkak kerangka tubuh menyusuri deras arus di sebuah kota
ketika itu, kita kuyup dihujani dedaun kering kemudian saling jatuh berguguran
dedaun melayang bersama tiup;tiup
:dedaun tergeletak di tepian jalan mengemis pungut
dan dedaun merengek menginginkan rumah bersama ranting
kau terpulas bersama kumpulan laguku
Kuceritakan tentangmu bersama diksidiksi kesayangan
hingga waktu perlahan melarutkan senja, meninggalkan gelombang nada
rintik-tintik hujan diam pelan bertamu, menerobos pintu dan jendela
Membawa bongkahan doa darimu, reruntuhan rindu dalam sepi
Kalimantan, 2024




